Siang hari yang cerah dan sejuk. Cuaca di London pada musim semi ini memang sangat menyenangkan. Aku sudah berjalan cukup jauh dari Grafton Way sampai ke Titchfield Street dan betis sudah terasa panas. Kaffeine café adalah tempat langgananku, segelas espresso dengan Yorkshire Pudding kurasa akan cukup untuk mendinginkan betis dan kepala.
Aku duduk memikirkan hari-hariku yang sangat rumit dan penuh masalah. Beberapa wajah terlintas di kepalaku, Henry dan George para bedebah, dan juga Charlotte yang sedang menangis. Aku sedang berdebat dengan George, dan aku mengatakan kalau dia adalah seonggok dosa hidup yang tak layak dipromosikan. Kuikat dia pada bangku sutradara, dan kuambil peluru dari kantongku. George mulai memasang mimik tegang.
“Boleh saya duduk disini?”
Semua imajinasiku langsung buyar karena seorang pria tengah baya meminta izin untuk duduk di kursi kosong di mejaku. Aku melihat sekeliling café yang ternyata memang semuanya penuh. Aku pun mengangguk padanya dan kembali melanjutkan imajinasiku. Sampai mana tadi ya? Oh, aku sedang mengisi peluru untuk George. Wajahnya yang ketakutan membuat adrenalinku naik.
“Espresso yang dingin tidak akan nikmat lagi, karena sudah kehilangan citarasa kopinya,” kata pria tua itu tiba-tiba.
Apa-apan dia? Padahal aku hendak membunuh George dan dia mengacaukan semuanya. Aku hanya membalas ucapannya dengan senyum sinis. Dia kembali menelan muffin di tangannya dan aku kembali menodongkan pistol kearah George yang menyedihkan. Aku bersiap menekan pelatuk pistol dan menanyakan apa kata-kata terakhirnya di dunia ini. George menangis keras, ia memohon padaku untuk memaafkannya dan…
“Apa Yorkshire Pudding disini enak, anak muda?”
“Astaga Tuhan, apa kau tahu aku sedang melakukan adegan penting? Setelah George terbunuh aku akan segera melaporkan semua itu kepada Henry!” spontan aku emosi. Pria tua itu terkejut dan tangannya terangkat seperti menyerah.
“Wah maafkan saya, anak muda, saya hanya masih merasa lapar dan sepertinya Yorkshire Pudding-mu tidak akan kau makan, sehingga bolehkah jika saya minta? Maaf saya tidak tahu kau sedang membunuh seseorang sekarang, karena kau terlihat seperti domba bodoh yang sedang bengong.” Dia menatapku dengan sinar wajah seorang ayah yang telah lama tak kulihat. Aku terdiam dan sedikit menyesal.
“Yeah, Yorkshire Pudding disini paling enak di London,” jawabku lirih.
“Apa yang kau pikirkan? London hari ini sangat cerah tapi wajahmu nyaris membuatku membuka payung,” tanyanya sambil mengunyah.
“Kau tidak akan mengerti,” jawabku.
“Aku sudah hidup lebih dari setengah abad, apa masih ada hal yang tak kumengerti?”
“Kecuali kalau kau adalah seorang sutradara,” lanjutku.
“Wow, ternyata lelaki muram ini adalah seorang sutradara!” pujinya dengan nada sarkasme.
“Aku belum jadi sutradara, aku seharusnya akan jadi sutradara untuk film yang akan diikutkan dalam Raindance Film Festival September nanti, tapi George bodoh itu mengambil posisiku! Posisi yang sudah kunantikan tiga tahun belakangan ini,” aku bercerita sambil menembak mati George yang tak berdaya di benakku.
“Siapa itu George? Tetanggamu?” tanyanya. Aku mendecak keras.
“Dia adalah anak baru yang kemudian menyebarkan fitnah tentangku kepada Henry sang sutradara pimpinan ditempat kami bekerja. Sayangnya Henry percaya padanya, padahal dia baru masuk beberapa bulan, sedangkan aku sudah bekerja dengannya lebih dari dua tahun!”
Dia meneguk kopinya dan menghela nafas. Aku merasakan debaran keras di dada, dan kini wajah Charlotte-lah yang ada di kepalaku.
“Kau sudah menikah kan, dimana istrimu?” tanyanya sambil melirik cincinku.
“Kau sedang berusaha membongkar semua permasalahanku ya, Bapak tua?”
“Tidak, aku tidak bermaksud, hanya saja aku terbayang kepada seorang wanita cantik yang lembut, senyumnya yang hangat, dan belaian manisnya yang pasti mampu melenyapkan semua imajinasi burukmu itu.”
Aku mulai menangis. Air mata tak lagi tertahan.
“Kau tahu, Charlotte sudah pulang ke Sheffield, rumah orangtuanya. Kami berpisah tahun lalu. Semua ini memang salahku. Aku bekerja terlalu keras sampai lupa akan semua tentangnya, juga perayaan ulangtahun pernikahan kami yang harusnya dirayakan di Irlandia. Aku terlalu ambisi untuk mendapatkan projek film itu, dan membuatnya diacuhkan.”
“Kau bisa berubah, Charlotte belum menikah lagi kan?” bujuknya. Aku menggeleng.
“Dia tak akan mau lagi denganku, aku sudah kehilangan pekerjaanku, dan harga diriku, dia tak akan mau kembali,” beragam penyesalan menyerangku.
“Kau belum mencobanya kan? Bawakan dia bunga, wanita suka dengan bunga. Kalau kau belum bisa memberikan harta, cukup belikan mawar putih yang cantik,” bujuknya lagi.
“Hei Bapak tua! Kau tidak akan mengerti kemelut ini! Aku kemari untuk menikmati Yorkshire Pudding favoritku untuk terakhir kalinya dan kau sudah merusak hariku!” bentakku kesal.
“Bukannya harimu sudah rusak tanpaku?” tanyanya pelan. Aku kembali menangis, entah kenapa tak tahan rasanya.
“Kau mau bunuh diri ya?” tanyanya lagi.
“Iya, aku sedang merancang plot untuk membunuh diriku sendiri, yang tidak membuat banyak darah tapi cepat prosesnya,” jawabku jujur.
“Kembalilah pada istrimu, dia akan tahu jawaban atas semua kegelisahanmu.”
“Dia tidak akan mau, kau ini tuli atau apa?” jawabku emosi. Pria tua itu kemudian mendekatkan tubuhnya ke arahku.
“Dengar, aku mungkin tidak tahu dia akan kembali padamu atau tidak, tapi kalau kau mati, kupastikan dia tidak akan mau kembali padamu,” bisiknya.
“Ini konyol, Pak, tentu saja dia tidak akan bercinta dengan orang mati!” jawabku.
“Tepat sekali! Jadi selama kau masih hidup, harapan itu selalu ada, anak muda.” Dia membalas dengan tendangan yang tepat mengenai hatiku. Dia benar. Aku belum pernah menelpon Charlotte lagi karena terlalu sibuk dan takut kalau-kalau dia sudah punya pacar.
“Jangan kau sia-siakan hidupmu. Britania Raya sungguh indah, aku tidak mau membaca koran dengan berita utama seorang lelaki bodoh minum racun tikus karena konflik dengan seorang sutradara muda sukses.”
Aku tersenyum, hatiku terasa begitu damai dan seperti memiliki pengharapan baru. Aku akan pergi ke Sheffield sekarang!
“Baiklah Bapak tua, kau menang kali ini. Terima kasih, dan aku akan pergi ke Sheffield sekarang, senang berbincang denganmu!” kataku sembari bersiap.
“Creativity is GREAT, young man. Gunakan kreatifitasmu untuk hari yang lebih baik,” jawabnya sambil tersenyum.
Aku berjalan dengan beban yang terasa lebih ringan.
“Hai Joan, aku akan membayar semua makananku dan Bapak tua itu,” kataku pada kasir yang sudah kukenal.
“Archie, kau mengigau ya? Kau sendirian daritadi dan tidak ada Bapak tua disini,” katanya. Aku menoleh ke belakang dan mejaku kosong. Aku merasa ngeri dan takjub dalam waktu bersamaan.
"Archie, kau baik-baik saja?" tanya Joan. Aku hanya tersenyum dan yeah, creativity is GREAT.
-Fin.
______________________________________________________
Karakter favorit dalam Game of Thrones: Daenerys Targaryen
Dia mandiri, kuat, tangguh, pemberani, dan pantang menyerah tapi disisi lain dia bisa menjadi lembut, polos, juga penyayang. Semua sifat itu dibalut sempurna dengan kecantikannya.
Semua imajinasiku langsung buyar karena seorang pria tengah baya meminta izin untuk duduk di kursi kosong di mejaku. Aku melihat sekeliling café yang ternyata memang semuanya penuh. Aku pun mengangguk padanya dan kembali melanjutkan imajinasiku. Sampai mana tadi ya? Oh, aku sedang mengisi peluru untuk George. Wajahnya yang ketakutan membuat adrenalinku naik.
“Espresso yang dingin tidak akan nikmat lagi, karena sudah kehilangan citarasa kopinya,” kata pria tua itu tiba-tiba.
Apa-apan dia? Padahal aku hendak membunuh George dan dia mengacaukan semuanya. Aku hanya membalas ucapannya dengan senyum sinis. Dia kembali menelan muffin di tangannya dan aku kembali menodongkan pistol kearah George yang menyedihkan. Aku bersiap menekan pelatuk pistol dan menanyakan apa kata-kata terakhirnya di dunia ini. George menangis keras, ia memohon padaku untuk memaafkannya dan…
“Apa Yorkshire Pudding disini enak, anak muda?”
“Astaga Tuhan, apa kau tahu aku sedang melakukan adegan penting? Setelah George terbunuh aku akan segera melaporkan semua itu kepada Henry!” spontan aku emosi. Pria tua itu terkejut dan tangannya terangkat seperti menyerah.
“Wah maafkan saya, anak muda, saya hanya masih merasa lapar dan sepertinya Yorkshire Pudding-mu tidak akan kau makan, sehingga bolehkah jika saya minta? Maaf saya tidak tahu kau sedang membunuh seseorang sekarang, karena kau terlihat seperti domba bodoh yang sedang bengong.” Dia menatapku dengan sinar wajah seorang ayah yang telah lama tak kulihat. Aku terdiam dan sedikit menyesal.
“Yeah, Yorkshire Pudding disini paling enak di London,” jawabku lirih.
“Apa yang kau pikirkan? London hari ini sangat cerah tapi wajahmu nyaris membuatku membuka payung,” tanyanya sambil mengunyah.
“Kau tidak akan mengerti,” jawabku.
“Aku sudah hidup lebih dari setengah abad, apa masih ada hal yang tak kumengerti?”
“Kecuali kalau kau adalah seorang sutradara,” lanjutku.
“Wow, ternyata lelaki muram ini adalah seorang sutradara!” pujinya dengan nada sarkasme.
“Aku belum jadi sutradara, aku seharusnya akan jadi sutradara untuk film yang akan diikutkan dalam Raindance Film Festival September nanti, tapi George bodoh itu mengambil posisiku! Posisi yang sudah kunantikan tiga tahun belakangan ini,” aku bercerita sambil menembak mati George yang tak berdaya di benakku.
“Siapa itu George? Tetanggamu?” tanyanya. Aku mendecak keras.
“Dia adalah anak baru yang kemudian menyebarkan fitnah tentangku kepada Henry sang sutradara pimpinan ditempat kami bekerja. Sayangnya Henry percaya padanya, padahal dia baru masuk beberapa bulan, sedangkan aku sudah bekerja dengannya lebih dari dua tahun!”
Dia meneguk kopinya dan menghela nafas. Aku merasakan debaran keras di dada, dan kini wajah Charlotte-lah yang ada di kepalaku.
“Kau sudah menikah kan, dimana istrimu?” tanyanya sambil melirik cincinku.
“Kau sedang berusaha membongkar semua permasalahanku ya, Bapak tua?”
“Tidak, aku tidak bermaksud, hanya saja aku terbayang kepada seorang wanita cantik yang lembut, senyumnya yang hangat, dan belaian manisnya yang pasti mampu melenyapkan semua imajinasi burukmu itu.”
Aku mulai menangis. Air mata tak lagi tertahan.
“Kau tahu, Charlotte sudah pulang ke Sheffield, rumah orangtuanya. Kami berpisah tahun lalu. Semua ini memang salahku. Aku bekerja terlalu keras sampai lupa akan semua tentangnya, juga perayaan ulangtahun pernikahan kami yang harusnya dirayakan di Irlandia. Aku terlalu ambisi untuk mendapatkan projek film itu, dan membuatnya diacuhkan.”
“Kau bisa berubah, Charlotte belum menikah lagi kan?” bujuknya. Aku menggeleng.
“Dia tak akan mau lagi denganku, aku sudah kehilangan pekerjaanku, dan harga diriku, dia tak akan mau kembali,” beragam penyesalan menyerangku.
“Kau belum mencobanya kan? Bawakan dia bunga, wanita suka dengan bunga. Kalau kau belum bisa memberikan harta, cukup belikan mawar putih yang cantik,” bujuknya lagi.
“Hei Bapak tua! Kau tidak akan mengerti kemelut ini! Aku kemari untuk menikmati Yorkshire Pudding favoritku untuk terakhir kalinya dan kau sudah merusak hariku!” bentakku kesal.
“Bukannya harimu sudah rusak tanpaku?” tanyanya pelan. Aku kembali menangis, entah kenapa tak tahan rasanya.
“Kau mau bunuh diri ya?” tanyanya lagi.
“Iya, aku sedang merancang plot untuk membunuh diriku sendiri, yang tidak membuat banyak darah tapi cepat prosesnya,” jawabku jujur.
“Kembalilah pada istrimu, dia akan tahu jawaban atas semua kegelisahanmu.”
“Dia tidak akan mau, kau ini tuli atau apa?” jawabku emosi. Pria tua itu kemudian mendekatkan tubuhnya ke arahku.
“Dengar, aku mungkin tidak tahu dia akan kembali padamu atau tidak, tapi kalau kau mati, kupastikan dia tidak akan mau kembali padamu,” bisiknya.
“Ini konyol, Pak, tentu saja dia tidak akan bercinta dengan orang mati!” jawabku.
“Tepat sekali! Jadi selama kau masih hidup, harapan itu selalu ada, anak muda.” Dia membalas dengan tendangan yang tepat mengenai hatiku. Dia benar. Aku belum pernah menelpon Charlotte lagi karena terlalu sibuk dan takut kalau-kalau dia sudah punya pacar.
“Jangan kau sia-siakan hidupmu. Britania Raya sungguh indah, aku tidak mau membaca koran dengan berita utama seorang lelaki bodoh minum racun tikus karena konflik dengan seorang sutradara muda sukses.”
Aku tersenyum, hatiku terasa begitu damai dan seperti memiliki pengharapan baru. Aku akan pergi ke Sheffield sekarang!
“Baiklah Bapak tua, kau menang kali ini. Terima kasih, dan aku akan pergi ke Sheffield sekarang, senang berbincang denganmu!” kataku sembari bersiap.
“Creativity is GREAT, young man. Gunakan kreatifitasmu untuk hari yang lebih baik,” jawabnya sambil tersenyum.
Aku berjalan dengan beban yang terasa lebih ringan.
“Hai Joan, aku akan membayar semua makananku dan Bapak tua itu,” kataku pada kasir yang sudah kukenal.
“Archie, kau mengigau ya? Kau sendirian daritadi dan tidak ada Bapak tua disini,” katanya. Aku menoleh ke belakang dan mejaku kosong. Aku merasa ngeri dan takjub dalam waktu bersamaan.
"Archie, kau baik-baik saja?" tanya Joan. Aku hanya tersenyum dan yeah, creativity is GREAT.
-Fin.
______________________________________________________
Karakter favorit dalam Game of Thrones: Daenerys Targaryen
Dia mandiri, kuat, tangguh, pemberani, dan pantang menyerah tapi disisi lain dia bisa menjadi lembut, polos, juga penyayang. Semua sifat itu dibalut sempurna dengan kecantikannya.
bagus ceritanyaa.. <3 hiihihi sering2 beb bikin cerita kyak gini lagii..
ReplyDeletemakasi lizzaaaaa chann <3 <3
DeleteAaaaah bagus banget cerita nya.. Jadi si bapak tua siapa?? Malaikat?? *cuma sang sutradara penulis cerita yang tahu keberadaanya* wkwkwkwkwk..
ReplyDeleteBesok buat cerita cerpen misteri ya Git.. Ditunggu..
hehehe begitulaahhh :D
Deleteahhh makasiii kak dine <3 <3 okeee dehhh *catettt*
Interesting plot twist at the end :)
ReplyDeletethankyou oppaaa :D
Deletelumayan bagus meski gw belum baca secara keseluruhan hehehe
ReplyDeletehaha thanks gus :D
DeleteBagus Gita... Suka sama alur ceritanya yang tertebak di ending. Good job ^^
ReplyDeletethanks ce line :D
DeleteBagus nih critanya ce.. seorang yang mengalami masalah dlam kehidupannya & Tuhan membantunya
ReplyDeleteiya vin heheh thanks ya :D
DeleteWaduh kaget, bpk tuanya tak ada sodara2 XD
ReplyDeleteTp bgs critanya.. bikin lanjutannya dunk ms.rhea, yg archie balikan lg ma charlotte hihihi
duh cc menginspirasi aku!!! iya nanti ak jadi pengen bkin archie balikan sm charlotte :D
Deletethankyouu *hugs*
wow, Gita benar-benar keren, multi talented banget. Cerpennya keren git ^_~ next time bikin yg misteri ya hehehee
ReplyDeletemakasii cc kuuuuu *muah*
Deleteokaaayyyyy *pasang kacamata*
Rheaa mungkin maksud judulnya "Angels of Creativity" ya?
ReplyDeletebtw aku justru jadi penasaran gimana itu nasib si "Aku" sama Charlotte.. trus kenapa bisa sampe ngebunuh George terus kok ga dipenjaraa.. gimanaa ituuuu lanjutannya hehehe >.<
bener angles mey, sudut pandang gitu ceritanya heheheh
Deletesi george dibunuh cuma di pikiran doang XD
makasi yaaaa :D
hooo aku kirain kan si bapak-bapak itu kayak malaikat >.<
Deletecoba dibikin George nya dibunuh beneran biar jadi thriller #penggemarthriller #ehgimana
baguuus Rheaa ceritanya aku suka <3
hahahaha darah2an gitu yaaa ih ga nyangka km suka gtuan :p *catet*
Deletemakasiii sayang :D
Baguusss ce n mendidik cerpenny 😄 sukaaa
ReplyDeletethanks anne sayang :D
DeleteIh Rhea bagus!
ReplyDeleteWah kembangin ya nulis biar makin sukses .
thanks lidiaaaa <3
Deleteamin heheheh
Bagus banget cerpennya, Rhea. ^^ aku sampe terhanyut bacanya . Good job!
ReplyDeleteawww thankyou yannnn <3 <3
Deletewah kerenn git ceritanya kreatif bgt , sering2 aja bikin cerita gini. berasa terbang ke london gw :p
ReplyDeletehahahah benarkaaaahhh? :D
Deletemakasi hanaaaa :*
love it!! visit blog ane juga yah.. wkwk
ReplyDeleteokaayy hehe thanks :D
Deletewell inti nya jangan mudah menyerah , selama kita hidup akan banyak harapan dan jangan mudah menyalahkan orang lain.
ReplyDeletesukaaa, bagus cerita nya, berharap ada next part nya.
next stories contact me ya cici ^^
hehe thankyou sayanggg :D
Deleteamin haha nanti klo dah ada ide lanjutannya ^^
sukaaaa, aturan bikin full story nya :D :D
ReplyDeleteheheheh makasi ola cantik :D iya nanti bkin deh lanjutannya
Deletesuka sama gaya bahasanya.. dan storyline nya juga not bad, plus ada pesan yang encouraging di balik ceritanya. good job Gita!
ReplyDeletethankyouu ceeeee hehehhe
Deleteamin amin makasiii :D
Nice plot git. Bagusnya dibikin pre-sequel biar tau gmn kerasnya si tokoh utama berusaha dan sampai charlotte milih pisah. Pasti seru..
ReplyDeleteRikues cerita yg melibatkan kekuatan melihat masa depan dg twisted plot yg nggantung donk 😊😊 eke demen gituan...
TOS dulu ce! hahaha aku juga suka ending gantung, gereget banget gtu loh kkwakwwk *alay*
Deleteoke2 *catet* makasi yaaaa :*
Baguss bgt Gita^O^
ReplyDeleteCc suka nih bacanya..
Dtgg next cerpennya..hahhaha..
Tapi kebalik nih cc gaasuka ending yg gantung.. wkwwkwmw.. bikin kepikir sampe kbw mimpi..lol :p
waaa makasi cc hehehe
Deleteiya sih jadi suka kepikiran ya endingnya :p
Keren giiiiits!
ReplyDeleteAku suka deh cerita yg model begini, ada hidden message dan agak misteri...
Sering2 shareee ke akuu dong, aku suka baca orangnyaa hehehe 😁
makasiiiiiihh kak shaaaa <3
Deletehahahaah okeeee :*
Sukaaa banget kak!! Bikin lagi dong kelanjutannya. Penasaran gimana cara kreatif si Archie ajak balikan Charlotte ^^
ReplyDeleteoke deehhhh hehehe makasiiii :D
DeleteSumpaaaah ini keren bangettt git. It opens up about creativity. The plot is unpredictable and twisting at the same time. Extraordinary. Plot nya ga biasa banget karena biasanya orang kalo "bengong" atau "ngigau" ga pernah tuh yang namanya sampe ada 2 kejadian yang berbeda. Ini tu kayak digabung 2 kejadian yang beda banget. 1 ala ala film thriller yang 1 nya malah kayak dapat pencerahan tentang hubungam dia dan istrinya. It opens up about creativity and how wild we can do in our creativiy. Good job and keep creative, git!
ReplyDeletewuaahhh makasi ya susaannn, aku terharu baca komenmu, jadi bersemangat nihhhhhh :'D
Deletethanks a lot dukungannya ya beb <3 <3
hehehe iyaaaa aku suka banget sm movie, jadi ada inspired dari pelem2 gitu dehh hihi
Keren Git..
ReplyDeletethanksss :)
DeleteGreat! I like this kind of slice of life story.
ReplyDeleteSimple but full of meaning.
Gaya tulisannya juga enak dibaca kayak di novel2.
Keep itu up, Git.
"It's not just about the destination, but the journey"
http://makanangin-travel.blogspot.com/
thankyou george for supporting :D
Deleteheheh iya ni kebanyakan baca novel :p
yessss that't the quotes!
what an annoying old man..
ReplyDeletehahaha..
but that's great..
good story gita :D
waiting for your next story :P
hahaha annoying XD
Deletethankyouuuu, aminnn :D
berasa baca novel terjemahan <3
ReplyDeleteada sekuelnya ga nih? penasaran lanjutan atau cerita sebelumnya kayak apa. kalo dilanjutin kayak novel trus ceritanya dari charlotte's pov, atau mungkin george's pov kayaknya seru ce.
keep writing ce gita ^^
heheh jadi malu devi, thankyou yah :3
Deletehmm iya nih jadi kepikiran mau bkin sequel nya klo banyak yg suka heheh ^^ thanks supportnya :*
Nice story gita. .. youre so talented.. keep writing git.. story with deep meaning to inspire n build people. So proud of you. All the best ya giet
ReplyDeletethankyou cecehhh :*
Deleteamin, me too proud of youu ^^
Ini cerpen ceritanya keren banget. Belum pernah baca cerpen sebagus ini. Jadi pengen ke London. Hehehehe
ReplyDeletewow, bisaan aja hehehe makasi yaaa amin nanti ke london kita semua hehee
DeleteThis story is..great in many ways..
ReplyDeletevery inspiring 😊
thankyouuuu ivan :D :D
DeleteVery imaginative short story! Menarik karna di balik motif pembunuhan dalam imaginasi, ternyata terdapat banyak kekecewaan dan keputusasaan yang membutuh prang lain untuk menolongnya.
ReplyDeleteWould love to see detailed elaboration seperti apa yg orang tua itu kenakan, mukanya seperti apa, bagaimana interior dan suasana dalam cafe, apa saja yg dilihat dalam cafe, supaya dapat lebih membayangkan setting dalam cerita. Bahkan mungkin di akhir cerita, bisa dielaborate kalau si anak muda di awal tidak percaya kl orang tua itu tidak ada dan dia mencari2, mungkin mengira itu imaginasi, tapi what he would like to believe as someone s nt from above, an angle sent on a rescue mission.
Keep writing and doing your passion gita! You never know how far you can achieve greatness :)
thankyou ci cindy :*
Deleteiya aku banyak ambil inspirasi dari daily life human sih ci, sambil ntn2 film juga kira2 mostly permasalahan umum manusia itu apa hehehe sama permasalahan sendiri juga lol :p
iya nihh mau nya jg sedetail mgkn, tapi karena keterbatasan kata-kata dari sananya cuma maks 1000 kata jadi ak pepet-pepetin sebisanya deh :(
semoga pesannya tetap sampai deh ke pmbaca hehhe
iya ci aku juga percaya Tuhan punya banyak cara bahkan yg "twist" buat nolong anakNya :D
thankyou yaa supportnyaaaaa
setiap org ber hak cb kesempatan ke 2 nya y...bhasil ga nya yg penting coba :) thx git buat jd inspirasi :)
ReplyDeletebetul ciii heheheh makasi ya ci for your blessed comment for me :D
DeleteBagus Git! Bacaan ringan yang menarik buat gw yang kurang suka baca. Twist di endingnya juga ga ketebak. Good job Gita! :)
ReplyDeletemakasi cayanngggg keliiii <3 <3
Deletehehe makasi cidiannn <3 <3
ReplyDeleteIs a good plot twist when to know that the old man is his second imagination.
ReplyDeleteaha! a new plot twisting perspective is born :O
Deletehahaha thankkkyou kokoooo ^^
Hah sumpah, endingnya upredictable keren banget aku sampe merinding. Lanjutin lagi please~
ReplyDeletewww.sweetlikeapeach.com
hehhe makasiiii canciikkk :3
Deletewah bagus cerita pendeknya :D entah kenapa pas gw baca setiap kata2nya kebayang semua adegannya dalam bentuk komik XD keknya seru nih kalo dibikin komiknya :D hehe
ReplyDeletehahha dasar otaku ya van XD
Deletethanks yaaaaw
nice post about coffee, i like the picture... so tempting. but i don't drink coffee...
ReplyDeleteIt’s a GIRL Thing
me too dont drink coffee heheeh thankss :D
DeleteBagusss ceritanya <3 <3
ReplyDeletethanks angel :)
DeleteI love this cerpen so much and i've never seen great cerpen like this before. From Andry
ReplyDeletethankyouuuu *D*
DeleteBagus ceritanya, tpi agak bingung krn tadinya kesel sama george tb2 jd ke istrinya. Jd gantung si george sama istrinya.. Keep writing git!
ReplyDeleteNova ;)
itu cuma di bayangan dia doang sih nov hehe ga dcrtain lg gt hehe thanks ya :)
Deletethis is lovely! keep up your work
ReplyDeletexoxo
style frontier
wow, berbakat jd penulis nih kamu git ^^
ReplyDeleteinteresting story :)
thanks ce :*
Deletesoon lau bakal jadi penulis.. kata-katanya ^_^
ReplyDeletewidih amin blek heheheh :D
DeleteSuka ceritanyaaaa, ga cuma bisa make up, bisa buat cerita juga, i'm so envy :P
ReplyDeletethankyou kak rani <3
Deletenooo lah i am just ordinary kak heheh
Really a good story git... You can try to write a novel someday...cant wait for the next story...💓💓💓
ReplyDelete-Karincut-
uwaaa thanks sister! amin aminn <3 <3
DeleteGreat idea to make a story like this. Gitaaa, you're so talented!
ReplyDeletethankyou sayang <3 <3
DeleteBagus git.. Banyak2 nulis lagi dan cari referensi. Biar someday bisa bikin buku! Goodluck.
ReplyDeletethankyouuu so much amen :D
Delete